AB Testing dengan Google Optimize & AMP Experiment

Bilhasry Ramadhony
3 min readSep 19, 2018
source: Pixabay.com

AB Testing merupakan salah satu metode untuk menentukan varian mana yang memberikan hasil yang terbaik, atau biasa juga disebut split testing atau bucket testing. Lebih lanjut mengenai AB Testing bisa membaca melalui tautan ini. Pada AB Testing akan ada dua varian yang akan diuji, sehingga didapatkan varian mana yang akan menjadi winning solution.

Sekilas Tentang AMP

AMP merupakan proyek open source yang ditujukan untuk membuat sebuah halaman website dapat diakses secara cepat tanpa mengganggu user experience pada sebuah website.

Improve user engagement with fast, compelling experiences.

Slogan di atas merupakan tujuan utama dari adanya AMP, yaitu website jadi semakin cepat diakses, dan meningkatkan beberapa metric seperti time spent on page, return visits, dan CTR.

Jika sebuah website merupakan sebuah halaman website yang valid maka Google akan melakukan index terhadap website tersebut dan menyimpan website tersebut ke dalam katalog cache Google. Jika seseorang datang ke website tersebut dari mesin pencarian Google, maka secara otomatis halaman yang akan diberikan adalah halaman hasil cache dari server Google.

Google Optimize

Google memperkenalkan Google Optimize untuk melakukan monitoring dan menjalankan experiment pada sebuah website. Anda bisa melakukan AB Testing dan Multivariate Testing dengan menggunakan platform ini.

Salah satu fitur yang paling powerful adalah menggunakan Google Experiment Editor, di mana Google menyediakan online editor untuk dapat melakukan modifikasi secara langsung halaman yang akan diuji.

Tetapi karena website yang akan diuji menggunakan AMP, maka sayangnya Visual Editor tidak bisa digunakan, karena AMP membatasi penggunaan 3rd party javascript.

Untuk itu salah satu solusi yang memungkinkan adalah menggunakan Google AMP Experiment.

AMP Experiment & AB Testing

Ketika sebuah website merupakan sebuah halaman amp yang valid, maka tidak memungkinkan untuk menambahkan berbagai 3rd party javascript ke dalam website tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah menggunakan komponen yang tersedia atau membangun komponen tersebut berdasarkan standar komponen AMP.

Lalu apa kaitan AB Testing dengan AMP Experiment?

AMP telah menyediakan AMP Experiment sebagai komponen yang bisa digunakan untuk melakukan AB Testing dan Multivariate Testing.

Berikut langkah yang bisa diikuti untuk melakukan setup AMP Experiment pada website Anda:

Tambahkan tag script amp experiment pada bagian header website Anda

<script async custom-element=”amp-experiment” src=”https://cdn.ampproject.org/v0/amp-experiment-0.1.js"></script>

Tambahkan tag amp-experiment pada bagian body website Anda

<amp-experiment>
<script type="application/json">
{
"experiment_name": {
"sticky": true,
"variants": {
"original": 12.5,
"variant_1": 12.5
}
}
}
</script>
</amp-experiment>

Untuk nama experiment gunakan nama yang mudah dikenali dan jangan terlalu panjang, karena AMP hanya membatasi maksimal 50kB css. Pada bagian variant bisa juga menggunakan index 0, 1, dst sebagai penanda variant.

Tambahkan CSS sesuai dengan behavior untuk tiap variant

body[amp-x-experiment_name="original"] .element {
display: block;
}
body[amp-x-experiment_name="variant_1"] .element {
display: none;
}

Jangan lupa pasang experiment ID dan nama experiment pada amp analytics

<amp-analytics type="googleanalytics">
<script type="application/json">
{
"vars": {
"account": "GA-ID-XXXXXX"
},
"requests": {
"experiment": "${pageview}&xid=${experiment}&xvar=${variant}"
},
"triggers": {
"default pageview": {
"on": "visible",
"request": "experiment",
"vars": {
"experiment": "experiment_id",
"variant": "VARIANT(experiment_name)"
}
}
}
}
</script>
</amp-analytics>

Secara singkat, kode di atas akan mengirimkan informasi pageview ke akun Google Analytics Anda, sehingga data bisa dilihat di bagian experiment di Google Analytics.

Jika saat ini Anda telah memasang tracking analytics pastikan menambahkan experiment id pada konfigurasi analytics yang sudah Anda pasang. Jika menggunakan GTM, sebaiknya melakukan konfigurasi pada GTM.

Kedua hal diatas dilakukan untuk menghindari adanya terjadi dua kali session hit ke Google Analytics yang akan menyebabkan masalah pada data tracking Anda.

Selamat mencoba.

--

--